Kamis, 29 Agustus 2013

Dari Komisi 200 Juta Naik Hingga 1 Milyar


----- True Story ----- nyomot dari millis,

Siang td tiba2 ada sms yg masuk ke hp sy, berikut transkrip sms nya :

Mr. X : Ini Mas Wahyudi ya?
Saya : Btl bos?

Mr. X : SPBU Srondol sdh laku?
Saya : Blm bos

Mr. X : Harganya brp?
Saya : 11 M take over bos

Mr. X : Lho apa sertifikatnya dijaminkan di bank?
Saya : Tdk bos itu hny hrg operator dan bangunan SPBU nya saja

Mr. X : Ooo bgtu ya, sy punya SPBU yg mau sy jual
Saya : Punya SPBU? Hebat dong bos punya SPBU

Mr. X : Ok mas, sy pnya spbu di........ Harga 20M MAS
Saya : Komisi brp bos?

Mr. X : 1 persen
Saya : (kok kecil amat 200jt, pikir sy. kemudian sy cerita)
Saya jual SPBU di Cibubur hrg 26 M komisi saya 1,5 M bos

Mr. X : Mas nya dinaikin aj jd 21 y. Jd mas nrima 1M
Saya : (Hah... pikir sy sambil senyum2) Okelah kl bgtu bos :)

Mr. X : Ok mas 21M y
Saya : Oke bos siappp n always be closing njeh bos :)


------- Indobroker -------

Note :
Jgn takut nego soal komisi jk Anda broker profesional.
Jadilah broker yg dibayar tinggi, mintalah kpd TuhanMu yg memberimu rejeki



ATM Property http://adf.ly/PYeqK

Selasa, 20 Agustus 2013

Konsep diri: Rahasia Penjualan


Konsep diri adalah hal paling penting ketika anda mau melakukan penjualan face to face dalam presentasi, meeting, atau penjualan langsung.
seorang agen asuransi, MLM, Sales Properti atau siapapun anda yang melakukan penjualan langsung kepada customer anda. Yang perlu anda benahi pertama kali sebelum melakukan penjualan adalah konsep diri anda. jika anda sudah menganggap diri anda tidak layak melakukan penjualan, merasa diri lebih rendah daripada prospek atau calon klien anda atau merasa bahwa profesi penjual adalah profesi yang rendah. dengan otomatis tubuh anda akan merespok pikiran dan emosi anda. bahasa yang keluar dari mulut anda tidak meyakinkan, gesture anda ragu ragu, posture anda tidak nyaman. indikasi ini sayangnya terbaca langsung oleh prospek atau klien anda. anda memicu emosi yang kurang baik dari prospek atau calon klien anda.
Yang kedua adalah konsep tentang pelangggan. Saya sudah membuktikannya, saya sering melakukan presentasi penjualan ke beberapa perusahaan. Saya mempelajari jika pandangan saya terhadap calon pelanggan saya hanya berorientasi uang maka kemungkinan saya gagal dalam melakukan closing sangat besar. Lalu saya merubah mindset saya adalah Membantu dan Melayani calon klien saya, hasilnya hampir 90 % terjadi penjualan kalaupun tidak karena sesuatu dan lai hal, biasanya kami malah menjadi teman. Mengapa demikian?
Ketika saya memandang calon klien saya hanya dari sisi keuntungan saya, maka saya sangat ingin dengan segera melakukan closing, mengabaikan bahasa tubuh calon klien saya. Apakah klien saya sudah siap melakukan pembelian atau belum (lihat artikel saya sebelumnya mengenai kesiapan klien melakukan pembelian). Dan ketika bahasa tubuh anda yang mementingkan keuntungan anda sendiri terbaca, calon pelanggan anda lari.

nah semakin tau kan pentingnya komunikasi intrapersonal dalam penjualan bukan?


artikel terkait : Bahasa yang perlu dipahami para pebisnis
‪#‎unpsokencommunicati on

Jumat, 16 Agustus 2013

7 Tips Sukses Jadi Broker Properti

Seperti profesi lain, jadi broker Properti juga butuh proses jadi sukses. Prinsip-prinsip seperti kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas perlu dipegang setiap orang yang ingin sukses di bisnis properti, termasuk jadi broker properti.  Siapapun anda, apakah tertarik atau belum untuk jadi  broker properti, mungkin bisa menerapkan sebagian atau seluruh tips berikut, dalam bisnis, profesi dan karir anda.

Tips pertama adalah Mulai pahami, apa itu properti. Sering kali kita latah menyebut kata properti, tapi tidak mengetahui apa saja yang termasuk dalam properti. padahal kita sering kali berhubungan dengan properti, dengan atau tanpa kita sadari. Ketika kita bicara properti, maka didalamnya termasuk tanah, gudang, rumah, apartemen, ruko, kos-kosan, pabrik, SPBU, hotel, dll. Jadi tanah dan semua yang berdiri di atasnya bisa kita sebut sebagai properti. Ketika nyebut properti, mungkin awalnya kita akan berpikir, batasannya hanya rumah, ruko dan kos-kosan. Itulah yang terjadi dengan saya pada awalnya, namun ketika saya mulai masuk ke properti, saya mulai paham bahwa banyak sekali properti dan bisnis yang ada di atasnya. Memahami properti tentu tidak bisa hanya berdasarkan teori. Kita perlu praktek, berdiskusi, mempromosikan dan terlibat memahami lebih lanjut.

Tips kedua Cobalah bertransaksi properti. Jika memungkinkan anda bisa bertransaksi sendiri, atau seolah-olah anda akan bertransaksi. ini juga jadi pengalaman menarik, karena anda akan dikenalkan istilah yang anda belum pahami sebelumnya. Ketika saya bertransaksi properti pertama kali, saya beli rumah seharga 14 juta rupiah. Disana saya mulai kenal Notaris, untuk mengesahkan proses jual beli saya dengan Pengikatan dan Akta Jual Beli (AJB). Ketika saya bertransaksi properti yang lebih besar, saya mulai kenal pajak untuk penjual maupun pembeli. Ada istilah PPH untuk penjual dan BPHTB untuk pembeli. Ketika anda jadi broker properti, istilah-istilah tersebut perlu anda pahami terlebih dahulu.

Tips ketiga: Cobalah jadi Refferal. Sebelum anda berprofesi sebagai broker profesional, anda bisa menjadi Refferral alias bekerjasama dengan broker properti profesional dari International Brand seperti Century21, Ray White, ERA atau lainnya. Dengan kerjasama, anda bisa dapat ilmu dari partner anda tersebut. anda juga tidak harus meluangkan waktu terlalu lama, ketika anda baru memulai dan belum bisa mengharapkan penghasilan tetap dari profesi ini. Dengan jadi Refferal, anda hanya perlu, menemukan properti yang dijual, owner dan mempertemukan dengan partner yang broker profesional. Jadi anda bisa mendengar, apa yang dibicarakan sang Broker Profesional dan owner. Anda bisa dapat ilmu gratis bukan??

Tips keempat: Bergabunglah dengan perusahaan Broker Properti. Ada International Brand dan ada Local Brand. Saya pribadi di Century21 Hebat Group berkantor di Ruko Casagrande Jogja, dan belajar bersama sahabat broker Century21 lainnya. Setiap Brand akan berikan training, untuk bekali anda berbagai aspek pengetahuan di properti, sehingga anda layak bertemu dengan owner, buyer serta pihak lain yang akan bantu transaksi anda seperti notaris dan pihak perbankan.

Tips kelima: Perbanyak Listing. Seperti halnya bisnis lain, jadi Broker Properti menjual produk atau jasa. Nah produk kita rumah, kos-kosan, ruko, pabrik, SPBU dll. jadi mulai sekarang, pasang mata dan telinga, untuk memiliki dan perbanyak barang dagangan. Ketika tahu ada properti dijual, pompa keberanian anda, temui mereka. Bertanyalah seolah-olah anda pembeli yang sangat ingin tahu detil propertinya, lalu sampaikan dengan sopan, jasa anda membantu menjualkan properti mereka, agar terjual lebih cepat.

Tips keenam: Perbanyak kawan. Perbanyaklah kawan, yang tahu profesi baru anda. seringkali kawan adalah orang yang akan beri kita informasi gratis maupun mereka sebagai Refferal kita. Anda bisa perbanyak kawan dengan ikut kegiatan sosial, komunitas, pasang iklan di koran, internet, sosial media dan seabrek cara lainnya. Yang jelas ketika anda banyak kawan, semakin banyak potensial owner, buyer dan refferal yang akan mengenal anda berprofesi sebagai Broker Properti Profesional.

Tips ketujuh justru terpenting adalah Jaga semangat Anda. Banyak orang masuk sebuah profesi atau bisnis, dan bayangkan manisnya income atau bonus. Cukup banyak di antara mereka, yang lupa hukum proses. Hukum yang menuntut kita menanam sesuatu sebelum menuai hasilnya. Bahkan menanam saja belum cukup, anda perlu pilih bibit baik, menyiram, menyemai, menggemburkan lahan, memastikannya bebas hama dan penyakit, sembari membiarkan bibit yang mungil, tumbuh jadi besar, berbuah hingga siap dipanen. Begitu juga jadi broker properti, bukanlah profesi tiba-tiba kaya atau tiba-tiba punya rumah. Tapi profesi ini, yang jika anda tekuni, akan menyebabkan anda lebih mudah punya rumah impian dan banyak Properti.  Gimana mau? Salam Hebat!. ***
*) Profesional Property Broker & Developer
PutuPutrayasa.com  


ATM Property http://adf.ly/PYeqK

Bahasa yang Perlu Dipahami Para Pebisnis dan Marketer


Setiap hari kita berbicara dengan bahasa-bahasa, ada bahasa verbal (bahasa
lisan dan bahasa tulisan), sampai dengan bahasa tubuh. Konon kabarnya,
ketika kita berkomunikasi, bahasa tubuh menyampaikan pesan yang “lebih
jujur” daripada bahasa-bahasa verbal. Bahkan ada yang menyebutkan
bahasa-bahasa tubuh yang sepertinya “tidak disadari” itu, menyampaikan
pesan hingga 70%, lebih banyak dari bahasa verbal yang diucapkan.

Contoh kecil bahasa tubuh adalah misalnya ketika anda berbicara dengan
seseorang, lalu ia meletakkan kedua tangannya di atas meja dan duduknya
condong ke arah anda, maka ia merasa nyaman dengan perbincangan itu. Tetapi
kalau dia selalu melihat jam tangan, maka bisa jadi ia ingin bilang, “saya
ingin segera pergi”.

Bahasa Visual yang Perlu Dipahami

Dalam dunia marketing, ada satu bahasa lagi yang perlu diperhatikan oleh
para pebisnis dan marketer, yaitu bahasa visual. Bahasa ini bisa jadi salah
satu bahasa terdepan yang kita gunakan ketika menyampaikan pesan ke calon
konsumen atau calon klien. Sayangnya, sebagian besar pebisnis dan marketer
tidak menyadari tentang fungsi pentingnya bahasa ini. Padahal bahasa inilah
yang digunakan untuk “bercakap-cakap” antara produk/jasa kita dengan
konsumennya.

Sebagian bahasa ini bisa menyampaikan pesan secara langsung dan sebagian
lagi bahkan masuk ke alam bawah sadar calon konsumen atau calon klien kita.
Beberapa bahasa visual bisa diperlihatkan saat kita memilih warna, bentuk,
jenis huruf, tipe lay out sampai dengan ilustrasi yang digunakan dalam
sebuah identitas atau material promosi kita.

Bagi yang tidak mengerti, mereka menganggap bahwa bahasa-bahasa visual itu
tidak ada atau mungkin tidak diperlukan. Namun bagi mereka yang mengerti,
bahasa-bahasa visual itu mereka gunakan semaksimal mungkin untuk
meningkatkan performa marketing dari produk/jasa mereka. Sebagai contoh,
dua brosur yang menyampaikan pesan yang sama, tetapi di desain secara
berbeda. Brosur satu hanya didesain sekedar ada, tak memperhatikan
bahasa-bahasa visual ini, sementara brosur kedua sangat memperhatikannya.
Pada brosur kedua, pemilihan warna, bentuk, jenis font, tipe lay out sampai
dengan ilustrasi dibuat dengan sangat hati-hati. Akibatnya brosur kedua
lebih bisa menyampaikan pesan dengan maksimal daripada brosur satu.
Tentunya, ujung-ujungnya bisa meningkatkan penjualan.

Penerapan Bahasa Visual

Beberapa contoh penerapan bahasa visual ini misalnya, kita menggunakan
warna merah untuk membangkitkan selera makan. Warna kuning biasa digunakan
untuk menunjukkan keceriaan. Sementara itu warna hijau digunakan untuk
memperlihatkan kesegaran. Bentuk bersudut digunakan untuk menunjukkan
ketegasan sementara bentuk lingkaran atau lengkungan digunakan untuk
menunjukkan flesibilitas. Jenis font tak berkaki biasa digunakan untuk
memperlihatkan suasana modernitas, sementara font berkaki bisa digunakan
untuk menunjukkan suasana forrmalitas. Kita juga bisa melihat tipe lay out
yang serba simetris secara positif diartikan sebagai sesuatu yang kokoh
tetapi sisi negatifnya ia bisa terkesan kaku. Penerapan-penerapan ini bisa
digunakan pada logo, stationary, brosur, company profile, kemasan produk,
poster, dll.

Penggunaan banyak tipe font mungkin cukup cocok untuk desain bagi
anak-anak/remaja, untuk poster aktivitas mereka misalnya. Tetapi
menggunakan terlalu banyak font pada media promosi bagi kalangan menengah
atas atau mereka yang sudah mature sangat tidak direkomendasikan, sebab hal
itu justru menimbulkan kesan “norak” atau kampungan, kurang elegan dan
tidak prestise. Desain minimalis mungkin tak dimengerti oleh mereka di
kalangan bawah, sementara ia menjadi kebutuhan bagi kalangan atas yang
hidupnya sudah dipenuhi aktivitas dan memiliki waktu terbatas.

Bahasa Visual agar Produk/Jasa Kita Menjadi Relevan

Para pebisnis dan marketer harus paham bahasa visual ini agar pesan-pesan
yang mereka sampaikan dalam identitas dan marketing tools perusahaan/brand
produk/jasa mereka menjadi relevan dengan pasar yang dituju. Hal ini
penting agar mereka “merasa relevan” dengan produk/jasa kita. Relevansi ini
adalah awal untuk menciptakan koneksivitas antara pasar dengan produk/jasa
kita. Setelah koneksi terjadi, kita bisa mulai meyakinkan mereka untuk
menggunakan produk/jasa kita. Lebih jauh lagi, bahasa-bahasa visual ini
bisa membantu konsumen kita terikat secara emosional dan menciptakan
loyalitas bagi produk/jasa kita. Dan bagian paling ujungnya adalah
produk/jasa kita menjadi bagian penting bagi hidup konsumen/klien kita.

Sebagian mereka yang belum paham mungkin mengingkari adanya bahasa visual
ini. Tapi kadang mereka tak bisa mengerti, kenapa mereka sampai membeli
sebuah produk dengan kemasan yang menurut mereka menarik padahal secara
konten produk “biasa saja”. Mereka juga (bisa jadi) sulit menjelaskan
kenapa mereka membeli sebuah produk dengan desain yang spesial, entah itu
HP, gadget, sampai yang kecil-kecil seperti pulpen, mouse, sampai dengan
cangkir mungkin. Hanya karena mereka “suka” dengan bentuknya.

Bahasa-bahasa visual ini sebenarnya sudah menyatu dengan kehidupan kita,
hanya saja sebagiannya tidak menyadari atau tidak mendefinisikan. Bagi
konsumen ini mungkin tidak terlalu penting, tetapi “wajib” dipahami bagi
para pebisnis dan marketer agar mereka bisa “menjangkau” konsumen secara
lebih baik.

Kita mungkin tak perlu mengerti secara detil, tetapi setidaknya kita paham
bahwa bahasa-bahasa visual ini ada dan signifikan mempengaruhi pemasaran
produk/jasa kita. Untuk eksekusinya, kita bisa memilih agensi komunikasi
visual sesuai dengan kriteria yang kita inginkan. Tentunya mereka yang
sudah berpengalaman cukup lama di bidang ini agar hasil yang diberikan jauh
lebih maksimal.


artikel terkait : konsep diri rahasia penjualan

*Hendro Tri Rachmadi*
www.SimpleStudioOnl ine.com

ATM Property http://adf.ly/PYeqK