Selasa, 07 Mei 2013

Menjadi Broker Properti

Menjadi broker properti!




 Itu jawaban saya ketika beberapa orang bertanya bagaimana memulai bisnis properti. Inilah jalan termudah untuk memasuki bisnis ini. Bisnis yang dipandang banyak orang sebagai bisnis yang rumit, modal besar dan susah. Tapi sebenarnya KETAKUTAN itu hanya IMAJINASI saja. 
Caranya bagaimana? Ada 2 pilihan cara. Menjadi broker sebuah perusahaan broker properti atau menjadi broker properti yang mandiri. Jika mau jadi BOSS, saya sarankan menjadi broker properti yang MANDIRI!
Penghasilan seorang broker itu TIDAK TERBATAS! Waktu BEBAS, bisa kerja sambil ongkang-ongkang! PROFIT MASSIVE! Coba bayangkan, jika seorang broker menjual 1 unit rumah senilai 1M dengan komisi 2,5%. Berapa juta tuh! 25jt! Kerja sekali bisa untuk hidup beberapa bulan kedepan! Right?
So bagaimana langkah-langkahnya?  Cuma 3 langkah saja kok. Listing, Posting, Selling! Dah!
LISTING! CARI PROPERTI yang dijual. Kita bisa mendapatkan informasinya di KORAN. Kan banyak tuh informasi properti dijual. Tinggal telpon, ajak bicara, dan tawarkan bantuan untuk menjualkan. Media lain untuk mendapatkan informasi properti dijual bisa di internet, di Bank, jalan-jalan, informasi antar broker.
Jika ditolak satu, masih ada ratusan orang lainnya yang mungkin bersedia dibantu.
POSTING! Posting? Kayak nge-email aja. Maksud saya adalah mempromosikan LISTING Anda. Dimana? Gampang kok! Punya social media to? Facebook atau Twitter. Belajar bikin BLOG juga. Mumpung media-media ini bisa GRATIS.
Bikin website juga bisa . Bisa juga pasang iklan di koran atau spanduk.
SELLING! Nah jika sudah ada peminat, lakukan teknik-teknik closing. Apa saja teknik-teknik closing. Anda butuh belajar lebih lanjut tentang hal ini. Saran saya sih banyak-banyak membaca buku pemasaran.
Inget ya, kalau sudah SUKSES menjual, sebagian pendapatan untuk disedekahkan. Wis ah… salamAKSI!

by  aryodiponegoro.wordpress.com

--------------------------------------------------------------------------------------------
Lazada Philippines

Memulai Bisnis Properti: Jadi Agen

Beberapa tahun terakhir, banyak buku bermunculan, seminar dan pelatihan-pelatihan yang mengajarkan bagaimana beli properti tanpa modal. Beli property tanpa modal, benarkah? Ya. Sekalipun komunitas property seperti para banker, agen property, kontraktor, menganggap bahwa itu tidak mungkin, kenyataan yang terjadi dari catatan bisnis ribuan investor property dari seluruh dunia mencatat, transaksi dengan tanpa uang muka itu terjadi setiap hari di setiap kota besar di dunia.
Lalu, dari sekian ribu orang yang mengikuti seminar, berapa banyak orang yang benar-benar praktek, lepas dari apakah mereka berhasil atau tidak? Resiko yang ada dan cerita jelek-nya jarang dibicarakan dalam seminar-seminar itu. Kita juga tidak akan membahas itu disini.

Cara yang bisa dilakukan untuk melakukan bisnis ini dengan tanpa modal, yaitu menjadi Agen Properti. 

Jual beli milik orang lain, sebelum menjual beli property sendiri. Begitulah salah satu pembicara mengatakan.
Ada 2 pilihan untuk menjadi Agen Properti:

The hard way or th easy way. 
Agen property pada umumnya menggunakan the hard-way, berjual beli dengan cara tradisional. 
Dengan perjanjian yang secara hukum bisa dibilang tidak ada kekuatannya. Komisi tidak dibayar, harus bagaimana?
The easy way adalah kita belajar menjadi investor. 

Minimal belajar berpikir cara berpikir investor, melihat dari kaca mata investor. Apakah investor retail independen, ataukah investor besar seperti developer. 
Jika kita mau mempelajari semua-nya, kita bisa membangun keuntungan dari bisnis ini, mengawalinya dengan tanpa uang atau sedikit uang.
Menjadi investor disini-pun bukan dengan cara tradisional: dengan uang modal yang besar, pendanaan bank yang rumit, dan sejumlah langkah sulit. 

Tapi kita bisa belajar menggunakan kreativitas dan fleksibilitas.
Semua-nya tidak semudah membalik tangan, mungkin kita harus menempuh serangkaian negosiasi yang sulit, ratusan property yang harus ditinjau, bahkan pindah dari satu transaksi ke transaksi yang lain, membeli satu property ke property yang lain, mengembangkan ekuitas menjadi semakin besar, sampai satu hari tiba saatnya semua asset itu telah lunas kita miliki seutuhnya.
Menjadi Agen property bukan sekedar memiliki system, tapi juga berpikir kreatif, dan keyakinan yang kuat. 

Pantang mundur adalah kunci jawaban untuk setiap langkah yang ditempuh, mulai dari mencari property, menghadapi penjual, menghadapi tenant, menghadapi pembeli, menghadapi notaris, menghadapi kontraktor, dll.
Jika Anda bukan orang yang gigih, mudah menyerah, mudah putus asa, sebaiknya Anda memulai bisnis lain! Bukan bisnis properti.

posted by:/rahasiasuksesagenproperti.blogspot.com

--------------------------------------------------------------------------------------------

Komisi Rp 20juta

Di satu perumahan yang cukup baik, kita menemukan sebuah rumah kosong yang kurang begitu terawat seharga Rp 1 Milyar. Rumah tersebut membutuhkan biaya renovasi sekitar Rp 100 juta. Dalam kondisi bagus, rumah tersebut mempunyai nilai Rp 1,15 Milyar. Kita membuat perjanjian open-listing dengan si Penjual dengan harga bawah Rp 800 juta dan komisi 2.5% (Rp 20juta). Lalu mencari Investor atau kontraktor yang mau membeli dengan harga Rp 820 juta. Everybody's happy: kita mendapat keuntungan Rp 20juta tanpa menggunakan uang sama sekali. Investor / kontraktor yang membeli juga mendapatkan keuntungan dari merenovasi dan menjual rumah itu. Penjual senang rumahnya terjual dengan cepat, dan End-user mendapatkan rumah impiannya.
Pada cerita ini, rumah tersebut dibeli dengan harga 20% dibawah harga pasar. Berapa persen dibawah harga sangat bergantung pada kondisi property itu sendiri, lingkungan, demand supply di daerah tersebut, dan seberapa banyak renovasi dibutuhkan.
Cara ini dilakukan juga oleh Investor tipe Scout.
  
http://rahasiasuksesagenproperti.blogspot.com/
--------------------------------------------------------------------------------------------


 Peluang dan Tantangan Agen Properti
Lazada Indonesia
 

   Agen properti, profesi yang semakin dikenal dalam masyarakat. Selama booming properti, Th 2003 ? Th 2004, agen properti menjadi profesi yang sangat diminati. Menjual properti begitu mudah, demikian kesannya. Tampaknya dua tahun terakhir fenomena itu telah berakhir.
Walaupun kondisi pasar properti sedang menurun, peluang sukses sebagai agen properti profesional tetap besar.

Banyak bukti menunjukkan agen properti tetap mampu meraih penghasilan yang baik.\
Dilihat dari penampilan agen properti yang semakin meyakinkan. Fasilitas transportasi dan komunikasi yang digunakan. Kantor-kantor agen properti yang modern dan bagus.
Ada beberapa alasan menunjukkan agen properti profesional sebagai profesi yang menjanjikan.

 Properti adalah kebutuhan primer bagi setiap orang. Pasar properti besar dan luas. Dari jual-beli dan sewa menyewa. Properti untuk kebutuhan pribadi, komersial dan industrial.
Hasil yang besar diperoleh dari transaksi properti, karena nilai transaksinya juga semakin tinggi. Market share Agen properti juga terus bertambah. Pandangan masyarakat terhadap agen properti semakin positif. Situasi pasar yang melemah, menyulitkan orang memasarkan propertinya sendiri.
Pengembang sebagai pemain properti, makin mendekat ke agen properti profesional dengan tujuan memperbesar pasar. Menarik minat pembeli di pasar sekunder. Pelayanan agen properti makin baik. Pengetahuan dan ketrampilan agen properti juga lebih profesional. Pengembang berani memberi komisi yang semakin besar pada agen properti.
Properti sebagai investasi. Dengan situasi pasar properti yang lesu, investor yang berpengalaman justru membeli. Harga properti menjadi murah untuk investasi jangka panjang. Agen properti memainkan peran yang penting untuk mengedukasi investor maupun end-user.
Pekerjaan agen properti sebenarnya melayani kebutuhan yang timbul secara alamiah. Rumah adalah kebutuhan primer bagi semua orang. Bisa beli atau sewa, yang pasti semua orang harus tinggal dalam rumah. Tentu dengan pengetahuan dan keahliannya agen properti akan mengarahkan.
Potensi pasar yang besar. Jumlah agen properti profesional masih terbatas. Kebutuhan dari masyarakat yang ingin menjual, membeli dan menyewa. Investor menginginkan informasi yang cepat. Pengembang berebut pasar. Semua menjadikan agen properti bagai primadona.
Situasi ini sangat menguntungkan agen properti. Kesempatan menjadi agen properti juga terbuka lebar. Semua kantor agen properti dengan nama franchise melakukan perekrutan. Bagaimana memilih yang terbaik ? Perhatikan hal berikut, brand, training, jaringan, produk, servis dan keunggulan fasilitas kantornya. Managemen dan leadership juga penting.
Secara umum agen properti profesional yang sukses kebanyakan adalah wanita. Paling tidak, lebih banyak wanita yang berhasil dibanding agen properti yang pria. Nampaknya, memang dibidang sales beberapa karakter wanita sangat dibutuhkan.
Agen properti memang dituntut seperti sales dibidang yang lain. Lebih persuasif tercermin dari sikap sabar dan empati. Wanita mampu memainkan peran, sehingga tampil lebih menarik. Dalam berkomunikasi juga lebih mengesankan. Kastemer kadang perlu diedukasi, butuh informasi detail. Wanita lebih trampil dalam hal-hal itu. Kelemahan wanita dalam bidang properti adalah dalam pemahaman denah dan mengenal jalan. Secara alamiah pria lebih unggul dalam ketrampilan ruang.

Selebihnya wanita lebih baik.
Pertanyaannya, mengapa begitu banyak agen properti gagal ?

Kurang berhasil dalam mencetak transaksi.
Mentalitas orang sales menjadi penyebab utama.
Kemalasan, tidak fokus, ingin hasil yang instan. 
Keengganan memberikan layanan yang baik.
Kurang semangat bersaing dalam pengetahuan properti dan ketrampilan profesional.
Mengambil keuntungan yang tidak sah. 
Mengkhianati kantornya.
Kesalahpahaman juga terjadi terhadap agen properti profesional.

Mark-up harga transaksi. Kebiasaan ini merusak image agen properti.
Broker tradisional dulunya mendapat pandangan miring? itu. Kantor Agen properti yang profesional seharusnya mencegah terjadinya ?mark up?.
Isu negatif terhadap agen properti wanita juga kurang relevan. Baik orang sales maupun bukan bisa terkait dengan kasus perselingkuhan.

Anggapan agen properti kerjanya santai dengan hasil besar juga salah besar. Waktu kerja yang seenaknya, tidak punya etika bisnis.
Pendapat diatas menunjukkan pandangan yang salah dari sebagian orang. Agen properti yang profesional punya waktu kerja yang sangat ketat dan panjang.

Dalam bekerja sama antar agen properti etika sangat diperlukan. 
Menjadi agen properti sangat menarik dan menghasilkan. 
Pengetahuan tentang properti akan terus bertambah. 
Ketrampilan dibidang sales akan meningkat melalui training.
Penghargaan-penghargaan juga menanti Anda. 
Perjalanan keluar negeri menjadi hiburan.
Kebanggaan sebagai sales yang sukses adalah hak Anda. Tunggu apa lagi !
 

Penulis: Yafet Kristanto
Disadur dari:

propertiguide.com
-------------------------------------------------------------------------------------------



7 Kelemahan Agen Properti
 
Banyak orang yang telah mengikuti training sebagai agen properti professional.
Berapa persen diantara mereka sukses sebagai broker ?
Tidak ada angka yang pasti. Hanya sedikit. Kira-kira itu jawaban yang tepat. Mengapa ?
Apakah kelemahan mereka yang gagal atau belum berhasil ?
Ada 7 kelemahan yang perlu dihapus.

  1. Agen properti gagal memberikan alasan yang tepat dan menarik, agar
      Penjual / pembeli bersedia bertemu dengan agen properti.
    • Penjual / pembeli mengerti pertemuan itu bermanfaat baginya.
    • Penjual memahami resiko pemasaran tanpa agen properti.
    • Pembeli memahami resiko membeli tanpa agen properti.
    • Penjual / pembeli tertarik dengan jasa yang disediakan oleh agen properti.
    • Penjual / pembeli percaya pada keunggulan servis dan manfaat dari agen properti.
  2. Agen properti terlalu cepat mengambil kesimpulan, sehingga
    1. Menganggap penjual tidak serius menjual / membeli rumah.
    2. Penjual / pembeli kurang berminat pada manfaat yang bisa diperoleh dari agen properti.
    3. Penjual / pembeli merasa ditekan dan direndahkan kemampuannya.
    4. Penjual / pembeli tidak tertarik dengan penawaran jasa dari agen properti.
    5. Penjual / pembeli tidak percaya dengan keunggulan jasa dari agen properti.
  3. Agen properti terlalu menekankan pada manfaat dan keuntungan dalam kerjasama penjual / pembeli dengan broker properti. Pendekataan sebaliknya akan lebih menghasil-kan, yaitu menunjukkan resiko dan kerugian dalam pemasaran yang dilakukan sendiri. Demikian pula bila pembeli tidak menggunakan jasa agen properti.
  4. Agen properti terlalu merendahkan diri. Hubungan penjual / pembeli dengan agen properti adalah kerjasama bisnis. Dalam bisnis semua pihak adalah setara. Perlu dicapai kerjasama yang saling menguntungkan. Pemotongan komisi menunjukkan agen properti merendahkan diri dan penjual / pembeli merasa lebih berkuasa. Ini baru salah satu contoh.
  5. Agen properti melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Hal ini terjadi, karena :
    1. Agen properti malas belajar dan berlatih.
    2. Agen properti tidak mendapatkan mentor yang baik dan sukses.
    3. Agen properti yang sukses biasanya egois.
  6. Agen properti punya persepsi yang salah tentang standar komisi. Komisi sering dijadikan taktik untuk mengalahkan pesaing. Bukan kualitas servis dan pengalaman yang digunakan untuk strategi bersaing. Agen properti yang senior dan sukses juga sering sama perilakunya.
  7. Agen properti tidak memiliki system follow up, sistem referal dan sistem layanan purna jual. Referal dari klien dan mantan klien adalah sumber bisnis yang paling menguntungkan bagi agen properti. Tanpa sistem yang baik, hasil yang didapat sangat mengecewakan.
Mampukah kita menghilangkan kelemahan-kelemahan diatas, untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. 
Selamat berjuang.


Penulis: Yafet Kristanto
Disadur dari:
propertiguide.com

Lazada Indonesia
---------------------------------------------------------------------------------------

15 "Kualitas Pribadi" Agen Properti Profesional.
 
15 "Kualitas Pribadi" Agen Properti Profesional.

1. Karakter.
Citra broker tradisional tidak baik, walaupun tidak semua. Agen property professional dengan kantor dan brand, lebih baik. Peraturan perusahaan dan usaha menjaga brand image membatasi agen property. Di lapangan agen property mudah tergoda keuntungan sesaat, sering nilainya lebih besar dari komisi resmi. Dibutuhkan karakter yang kuat dan etika bisnis untuk menjaga profesionalisme agen property.

2. Excellence.
Standard yang unggul bagi setiap orang berbeda. Ada agen yang bekerja seadanya, ada pula yang melakukan sesuai aturan. Yang istimewa adalah memberikan yang lebih baik dari yang dijanjikan (excellence). Kastemer akan menilai cara kerja dan mempu merasakan.
3. Penuh gairah.
Menjadi seorang agen property harus sebuah pilihan. Mereka yang melakukan secara terpaksa akan cepat kehilangan gairah. Tantangan tidak ringan, dibutuhkan "passion" yang muncul dari kesenangan pada profesi dan bisnis ini.
4. Kesabaran.
Seorang agen properti bekerja dan melayani penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli bersikap sangat hati-hati. Transaksi jual atau beli properti sangat bagi mereka. Mungkin sekali seumur hidup atau pengalaman pertama. Perlu kesabaran ekstra menghadapi mereka. Penjual ingin harga jual tinggi. Pembeli maunya harga serendah mungkin.
5. Disiplin diri.
Berhubungan dengan orang lain dibutuhkan disiplin sikap. Hormat dan santun untuk menghadapi kastemer dengan karakter beragam. Sikap yang rasional tapi memperhatikan sisi emosional dari penjual dan pembeli. Disiplin waktu saat janji pertemuan perlu perhitungan jarak tempuh di jalan. Menunggu bagi kastemer tidak menyenangkan.
6. Keuletan.
Kastemer perlu untuk bisa percaya pada agen. Kita harus melalui tahapan hubungan . Kenal menjadi suka, meningkat sanpai percaya pada agen. Setiap tahapan butuh waktu dan usaha. Keuletan agen diuji. Tanpa ketekunan banyak peluang hilang bersama prospek yang kita tinggalkan.
7. Keteguhan pada prinsip.
Agen properti yang berubah-ubah perkataannya akan membingungkan sekaligus mencurigakan. Bekerja untuk komitmen tertulis/ eksklusif listing perlu dipegang teguh. Komisi yang standard harus diperjuangkan. Tidak mudah menyerah. Keteguhan kita akan meyakinkan kastemer. Tanpa keteguhan, kita kehilangan prinsip. Kerjasama seperti itu akan merugikan pelanggan dan agennya.
8. Kerendahan hati.
Agen properti akan bertemu dengan penjual dan pembeli yang tidak tahu harga pasar. Merendahkan keinginan penjual dan pembeli yang tidak realistis akan menyinggung perasaan. Kerendahan hati kita akan membuka wawasan kastemer. Keterbukaan akan muncul, sehingga memudahkan kita memenuhi harapan dan keinginan kastemer.
9. Etika bisnis.
Jasa kita adalah sebuah kerjasama bisnis dengan penjual dan pembeli, juga melibatkan agen yang lain. Etika hubungan pribadi maupun bisnis menjadi acuan. Aturan emasnya " Lakukan pada orang lain seperti Anda ingin diperlakukan".
10. Ucapan terima kasih.
Ucapan terima kasih untuk setiap orang yang telah berhubungan dengan kita. Pada penjual yang bersedia bertemu, walaupun belum berkomitmen. Pada pembeli yang sudah meninjau, tapi belum mau menawar. Pada agen lain yang telah bekerja sama, meskipun belum membuahkan transaksi.
11. Menjaga reputasi.
Jasa agen properti selalu direferensikan, karena itu reputasi sangat penting. Reputasi buruk cepat menyebar. Pelayanan yang sangat memuaskan akan menghasilkan referal bisnis. Menjaga standard layanan yang unggul dan profesional menjadi kewajiban dari setiap anggota team.
12. Optimisme.
Seorang agen mudah menjadi pesimis. Pertemuannya dengan banyak orang dan informasi yang diterima. Hambatan di lapangan yang mendadak. Semua menjadi sumber perasaan negatif dan sikap pesimis. Mulailah memilih dalam hubungan dengan orang lain. Menyaring setiap informasi sesuai keyakinan kita yang positif. Rencanakan kerja kita untuk mengurang dampak hal yang tak terduga. Perbaharui cara pandang kita yang sesuai dengan target kita.
13. Pengembangan diri.
Kebanyakan agen segan untuk belajar hal baru. Selama yang biasa dilakukan masih menghasilkan, lebih nyaman mengulang kebiasaan. Perubahan terjadi, kondisi pasar berubah, persaingan bertambah. Belajar adalah cara terbaik menghadapi perubahan. Tanpa belajar hal yang baru kita jadi tidak peka. Akhirnya akan dikalahkan perubahan.
14. Loyalitas.
Loyalitas agen terhadap perusahaan tempatnya bergabung menentukan kesuksesannya. Pelanggan menilai kita. Pengkhianatan terhadap kantor akan meragukan pelanggan. Agen juga akan merugikan pelanggan. Tidak ada yang suka berhubungan dengan pengkhianat, selain orang yang juga tidak pegang janji.
15. Gunakan akal sehat.
Dalam bisnis sebagai agen properti dibutuhkan kerja keras, semangat juang dan segudang kualitas pribadi, yang dibangun terus. Tidak ada yang instan. Jangan tergoda dengan keuntungan jangka pendek. Jalan pintas sering menjebak. Gunakan akal sehat.

Selamat mencoba.

Penulis: Yafet Kristanto
Disadur dari:
propertiguide.com

Lazada Indonesia
---------------------------------------------------------------------------------------------


Memahami Keberatan Terhadap Agen Properti
 
Berhubungan dengan broker sering dianggap beresiko bagi penjual atau pemilik properti. Sebagian pembeli juga menganggapnya demikian. Selain resiko, keberatan terhadap broker, karena masih kurang memahami manfaat dari jasa agen properti.
Kita perlu memahami keberatan (objection) dari penjual. Pertama, kita perlu melihat resiko dari ?kacamata?nya.

  • Resiko berhubungan dengan agen properti yang baru dikenal.
  • Resiko hasil yang mengecewakan setelah kerjasama dengan agen properti.
  • Resiko servis yang buruk dari agen properti.
  • Resiko ditipu oleh agen propertinya.
  • Resiko reputasi yang buruk dari brand agen properti.
  • Resiko salah mengambil keputusan atas usulan atau saran dari agen properti.
  • Resiko ditertawakan teman-teman, saudara, karena memilih agen properti yang salah.
  • Resiko membayar komisi yang tidak sesuai dengan kualitas servis yang diberikan.
Kedua, kita perlu mengubah cara pandang (persepsi) penjual properti. Bayangkan pertanyaan-pertanyaan berikut yang perlu kita jawab dihadapannya.

  • Apakah manfaat yang akan aku peroleh ?
  • Apakah perbedaan kamu dibanding agen properti yang lain ?
  • Apakah kamu tahu yang aku inginkan ?
  • Bagaimana caramu, menolong aku mencapai yang aku mau ?
  • Apa keuntunganku ?
  • Apakah pengalamanmu cukup ?
  • Apakah servismu bagus ?
  • Apakah kamu bisa dipercaya ?
  • Apakah kamu agen properti yang terbaik ?
Mengapa berhubungan dengan agen properti diangap beresiko ?

  1. Properti / Rumah nilainya besar, bahkan bagi kebanyakan orang sangat besar dan asset terbesar nilainya.
  2. Keputusan membeli dan menjual properti melibatkan banyak orang, paling sedikit keluarga inti (orang tua dan anak). Mereka turut memberi pendapat dalam membeli dan menjual rumah.
  3. Rumah merupakan tempat tinggal yang dipakai dalam jangka panjang. Keputusan menjual dan membeli pasti dipertimbangkan masak-masak.
  4. Kebanyakan penjual dan pembeli belum pernah berhubungan dengan agen properti. Perasaan tidak aman dan kuatir menunjuk agen yang salah, sangat wajar.
 
Penulis: Yafet Kristanto
Disadur dari: 
propertiguide.com

---------------------------------------------------------------------------------------------- -----------


 
AGEN PROPERTI SERIUS DAN AGEN PROPERTI "GAMPANGAN" 
 
Apakah Anda serius dengan bisnis dan karir sebagai Agen properti ?
Kalau jawaban Anda, Ya. Sudahkah Anda memikirkan pertanyaan berikut :
1) Berapa jumlah transaksi yang Anda inginkan setiap bulan ?

2) Berapa jumlah penghasilan komisi yang Anda ingin capai setiap bulan ?
3) Apakah Anda punya goal / target jumlah unit transaksi dan penghasilan komisi ?
4) Berapa prospek yang Anda temui setiap hari ?
5) Berapa listing yang Anda dapatkan setiap minggu ?
Kalau Anda sudah mengetahui pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apakah Anda sudah punya jawabannya ? Apakah jawaban Anda serius ?
Anda tidak serius, bila :
1. Sikap Anda tidak jelas.
Tandanya :

- Anda tidak menghentikan semua hal yang negatif mempengaruhi pikiran, perasaan, perkataan dan tindakan.
- Anda tidak mendengarkan CD, membaca buku serta mengikuti training dan seminar yang membangun sikap positif
2. Tujuan (goal) Anda kabur.
Tandanya :

- Anda memulai hari tanpa jadwal kerja.
- Anda membuat jadwal tapi tidak mengerjakan yang sudah direncanakan.
- Anda tidak mengevaluasi hari, minggu dan prestasi bulanan.
3. Jaringan Anda berantakan.
Tandanya :

- Anda tidak berusaha membangun jaringan kastemer.
- Anda tidak berkenalan dengan cukup banyak potensial kastemer.
4. Ketrampilan Sales Anda kacau.
Tandanya :

- Anda tidak terampil menggunakan pertanyaan.
- Anda tidak terampil memberikan presentasi.
- Anda tidak terampil menghadapi keberatan.
- Anda tidak terampil melakukan negosiasi.
- Anda tidak menuliskan, tidak mempelajari, tidak menggunakan semua skrip yang bisa meningkatkan ketrampilan Sales Anda.
5. Pengetahuan properti Anda sangat terbatas.
Tandanya :

- Anda malas mengikuti meeting training, seminar.
- Anda tidak belajar dari pengalaman dari agen properti yang lain.
6. Persiapan Anda menyedihkan.
Tandanya :

- Anda tidak melakukan persiapan sebelum prospekting, presentasi, negosiasi, follow up dan closing.
- Anda bergantung pada improvisasi yang dangkal dan memaksakan pendapat.
7. Follow up Anda tidak kreatif.
Tandanya :

- Anda tidak menarik dalam follow up, monoton dan menyebalkan kastemer.
- Anda tidak ulet dan menekan kastemer.
8. Prospek Anda terlalu sedikit.
Tandanya :

- Anda sering menunggu dihubungi.
- Anda membuang banyak waktu di kantor.
- Jumlah appoinment Anda sangat terbatas.
9. Komitmen Anda mudah berubah.
Tandanya :

- Anda tidak memiliki janji tertulis yang ditempel di pintu lemari, kaca rias atau di kamar mandi.
- Anda terus merubah janji Anda sendiri seenaknya. Merugikan Anda dan kastemer Anda.
10. Disiplin diri Anda sangat lemah.
Tandanya :

- Waktu tidur malam dan bangun pagi Anda tidak sehat.
- Anda sering terlambat, semboyan Anda "lebih baik terlambat dari pada tidak datang".
Anda serius ? Lakukan 4 hal ini :
1. Tingkatkan jumlah hubungan telpon, email, appoinment, lobby.
2. Tingkatkan teknik / metode dalam melakukan hubungan, telpon, email, appointment & relationship.
3. Tingkatkan kualitas prospek, potensinya, urgensinya, motivasinya & kemampuannya.
4. Tingkatkan kualitas dari pesan yang disampaikan, informasi, analisa, laporan, penawaran, benefit dan keuntungan bagi kastemer.
 
Penulis: Yafet Kristanto
Disadur dari:
propertiguide.com
-----------------------------------------------------------------------------------



Bahasa Tubuh
 
 
Setiap sales perlu memperhatikan bahasa tubuhnya. 
Gerakan dari anggota tubuh merupakan bagian dari komunikasi yang dibaca oleh prospek dan kastemer. 
Kebiasaan buruk yang mengganggu bisa muncul tanpa dirasakan.
Mata yang berkedip terlalu sering, gerakan bibir berlebihan, suara dari hidung, demikian juga gerakan kaki dan tangan yang mengganggu.

Cara berjalan, cara memegang alat tulis, menunjukkan sikap percaya diri atau grogi/ nerves.
Bahasa tubuh menyampaikan makna yang dominan dalam komunikasi. Seorang wasit senior pernah menyatakan, cara seorang wasit membawa bola pada saat masuk lapangan dengan bola ditangannya.

Caranya memimpin pertandingan bisa terbaca.
Seorang sales yang datang presentasi gerak geriknya dibaca prospeknya.

Hasil pertemuan sangat dipengaruhi bahasa tubuh dalam presentasi. 
Apakah Anda sudah tahu bahasa tubuh yang melemahkan komunikasi ? Mintalah pendapat dari manager atau pelatih , dan lakukan perbaikan.
Selain bahasa tubuhnya, sales harus memperhatikan bahasa tubuh dari prospek atau kastemernya.

Sikap kastemer waktu bersalaman, duduk, gerakan mata dan posisi anggota tubuh. 
Beberapa arti dari posisi tangan dan ekspresi wajah.
Tangan bersilang, menunjukkan sikap bertahan dan penolakan.

Tangan mengetuk meja, sikap tidak sabar/bosan.
Kelopak mata membesar berarti sedang tertarik, posisi duduk yang condong ke depan memberi perhatian.
Jabat tangan yang erat adalah sikap tegas dan percaya diri.
Selamat mengevaluasi diri. Salam sukses.


Penulis: Yafet Kristanto
Disadur dari:

propertiguide.com 

Lazada Indonesia
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Alasan Untuk Memulai Menjadi Makelar Properti




Ilustrasi
Sekarang, mungkin Anda heran, bagaimana kita bisa menjadi kaya dengan cara yang hebat dan mudah? Jawabanya, menjadi Broker Properti. Nama Indonesia-nya sih biasanya: MAKELAR PROPERTI. Tapi oke deh, kita sebut saja Broker Properti. Cara menjadi Broker Properti di sini adalah dengan bergabung pada sebuah Kantor Broker Properti.

Apa, sih kehebatannya jadi Broker Properti?

  1. Relatif Enggak Pake Modal
    Pernah tahu nggak berapa modal yang Anda butuhkan untuk membuat sebuah toko roti? Sekitar Rp 40 juta. Kalau buka toko kelontong: Rp 60 juta - 150 juta. Nah, sekarang berapa sih modal yang Anda butuhkan untuk menjadi seorang Broker Properti?

    Pada beberapa kantor mungkin enggak perlu modal. Tapi di beberapa kantor lain, ada yang mensyaratkan sedikit investasi awal untuk pendidikan dan keperluan kantor, yaitu sekitar Rp 1-2 juta. Enggak mahal sih kalau dibandingkan dengan modal buka toko roti dan toko kelontong.

    Meski Anda bukan pemilik usaha ini, tapi profesi Anda Anda sebagai seorang profesional. Jadi kekayaan ilmu sebagai broker jauh lebih mahal dibandingkan dengan pemilik toko-toko tersebut.
2.   Tidak Terikat Waktu.
    Pernah nggak membayangkan kalau Anda bisa masuk dan pulang kantor kapan? Bahkan dengan kebebasan untuk bisa masuk kantor kapan saja kita perlu dan kapan saja kita butuh? Nah, ini enaknya jadi Broker Properti. Pada bisnis ini, Anda tidak akan pernah diikat oleh waktu. Memang sih pada beberapa kantor broker Anda mendapat jatah waktu piket untuk sekadar jaga kantor. Tapi itu juga enggak mutlak kok. Kalau enggak mau juga nggak masalah. Yang penting dari bisnis ini adalah produktivitas kita untuk dapat mencari barang jualan, dalam hal ini berarti properti yang akan dijual seperti tanah, rumah, ruko atau apartemen.

    Selain barang jualan, kita juga perlu untuk mendapatkan pembeli. Nah kalau kedua hal tersebut bisa kita lakukan, enggak ke kantor juga enggak masalah kok. Jadi kalau kita mau kerja sambil bisa tetap menjemput anak ke sekolah, tetap bisa nonton gosip atau telenovela, dan nggak akan kena macet di pagi hari, maka menjadi Broker Properti adalah pekerjaan yang pas buat Anda.

3.   Penghasilan yang Adil dan Tinggi.
    Pernah enggak ngerasain sudah kerja berat tapi gaji enggak nambah-nambah? Malah kadang merasa rugi karena temen yang kerjaannya lebih rnggak jelas kok bisa dapat gaji. Lebih tinggi lagi. Enggak adil kan rasanya?

    Nah, di bisnis ini tidak seperti itu. Memang sih, sebagai seorang broker properti, di atas kita pasti ada seorang leader atau senior. Tapi mereka biasanya tidak mendapatkan gaji dari pendapatan kita. Kecuali kalau Anda meminta bantuan mereka atau mendapatkan prospek yang mereka pegang.

    Sekarang, berapa sih penghasilan seorang broker? Dalam bisnis ini biasanya penerimaan yang didapat adalah berdasarkan persentase komisi. Pada beberapa kantor, komisi diperoleh dari penjual. Tapi ada juga broker yang mensyaratkan agar pembeli juga memberikan komisi. Apa enggak asyik tuh bisa dapat dari dua pihak? Memang berapa besar sih komisinya? Rata-rata sih sekitar 1.5% - 3% dari harga transaksi. Makin besar harga properti yang terjual mungkin bisa makin kecil prosentase komisinya. Jadi kecil dong?

    Enggak juga. Kalau Anda bisa menjual rumah di BSD atau Karawaci yang seharga Rp 1,5 miliar, komisi 1% saja yang Anda dapatkan adalah Rp 15 juta. Bayangkan kalau Anda berhasil menjual rumah di Pondok Indah yang ditawarkan dengan harga Rp 3 miliar. Menggiurkan kan?

4.   Banyak Relasi
    Pekerjaan ini juga tepat lo untuk mereka yang senang bergaul dan bersosialisasi. Pada intinya pekerjaan ini hanya butuh banyak teman dan relasi. Makin banyak teman dan relasi maka makin mudah pekerjaan ini dilakukan. Adanya kekuatan relasi juga membuat Anda dapat dengan mudah berperan sebagai penghubung antara pihak pembeli dan penjual. Bahkan banyaknya relasi dapat membuat Anda bisa mendapatkan komisi tanpa harus menjadi broker. Lho, kok bisa? Begini caranya: Kalau teman Anda memiliki prospek yang ingin menjual rumah dan Anda memiliki prospek yang ingin membeli rumah yang kriterianya sesuai dengan kriteria penjual maka komisi yang diterima oleh teman Anda akan dibagi dua. Begitu pula sebaliknya. Gimana, asyik kan? Dimana lagi cuma dengan berteman bisa dapat uang?

 Ya enggak?

Ya, bekerja sebagai broker memang kayanya gampang dan menyenangkan. Tapi seperti juga pekerjaan-pekerjaan lainnya, profesi ini juga menuntut kita untuk tetap bekerja keras dan berdisiplin tinggi. Mengingat penghaasilan yang berupa komisi, maka makin banyak penjualan yang dilakukan maka akan makin tinggi pula komisi yang diperoleh. Jadi, kenapa Anda tidak mencoba untuk memulainya sekarang?



Written By Didi Hendrawan

artikel terkait : Bisnis Broker Properti, Kue Besar Paling Menjanjikan Step-step Memasuki Bisnis Properti Beberapa kunci sukses unuk Agen Property

Tidak ada komentar:

Posting Komentar